Queen
menatap penampilannya di depan cermin, dengan gamis ungu dan hijab dengan warna
senada dipercantik ditambah polesan make up natural. Setelah merasa cukup Queen
mengenakan flat soes dan berangkat ke acara reuni sekolahnya.
Selama
dalam perjalanan Queen membayangkan seperti apa teman-teman sekolahnya dulu.
Pasti mereka datang bersama suami dan anak, tidak seperti Dia yang maih
sendiri. Bukan tidak ada lelaki yang mau menjadi suami Queen, tetapi hatinya
sudah terisi sebuah nama.
Queen sudah terikat janji setia dengan teman
sekolahnya yang sedang kuliah diParis. Dia sangat menjaga janji hatinya,
berharap reuni kali ini sang kekasih memberinya kejutan hadir di acara reuni.
“Hai,
Queen ya? Apa kabar?” sapa Rima sahabatnya sambil salaman dan cipika sipiki
“Rima,
alhamdulillah baik. Kita langsung kumpul dengan teman-teman yuk” Jawabku sambil
menggandeng tangan Rima masuk ke aula.
Dalam
Aula sudah ramai dengan teman-teman satu angkatannya, beberapa sudah berkumpul
dengan sahabat masa sekolah dulu. Rima tahu kalau Queen berharap Bram
kekasihnya datang malam ini, meskipun harapan itu tipis karena Bram kuliah di
luar Paris.
“Queen,
sudahlah jangan terlalu berharap kehadiran Bram,” ucap rima sambil menepuk
punggung Queen menguatkan.
“Iya,
Aku tak berharap. Memang dari awal kami tidak menjalin komunikasi. Agar kami
focus dengan study,” jawab Queen senyum terpaksa.
“Queen!”
tiba tiba Rima berteriak sambil menunjuk ke arah depan dan spontan Queen
melihat ke arah yang ditunjuk Rima
“Bram”
Queen terkejut dan berbisik menyebut nama pria yang ditunjuk Rima.
“iya Queen benar dia Bram kekasihmu, tapi
siapa wanita itu?” Rima bertanya heran
Queen
tak perduli dengan apa yang Rima katakan, melangkah mendekati Bram dengan hati
bergetar. Tak bisa menutupi rasa rindu, namun juga takt dengan adanya wanita
bersama Bram.
“Hai,
Bram apa kabar? Kapan pulang ke Indonesia?” Queen menyapa Bram dengan suara
bergetar tapi tetap berusaha tenang dengan senyum manis
“Queen,
cantik sekali. Kabarku baik, Aku pulang 1minggu yang lalu” jawab Bram yang
terkejut dan wajahnya nampak pucat.
“Hai,
kenalkan Aku Renata tunangan Bram,” tiba-tiba wanita yang bersama Bram
memperkenalkan diri.
“Oh
ya, selamat untuk pertunangannya, saya permisi” Queen berpamitan sebelum
airmatanya luruh.
Queen
berlari keluar aula, menangis merasakan sakit yang luar biasa. Hancur sudah
hatinya, penantiannya selama ini hanya sia-sia. Kekasih hati yang dinanti
kembali namun menodai kesetiaanya. Waktu dan jarak sudah menghianati janji
setia yang Queen jaga sepenuh jiwa.
3 komentar:
keren euy
http://norakurniati.wordpress.com
makasih mbak
Aaahh sad ending, hiks2..
Posting Komentar